Untuk mempertahankan jenisnya, belalang berkembang biak dengan cara bertelur. Pada saat bertelur, belalang akan mengubur telur-telur mereka di dalam tanah, lalu ketika telur-telur itu berubah menjadi larva, larva tersebut tetap tinggal sementara waktu di dalam tanah kemudian mereka secara bersama-sama keluar dari dalam tanah. Belalang ini mengalami metamorfosis tidak sempurna seperti halnya pada capung.
Bagi manusia, belalang ini dianggap sebagai hewan liar dan sekaligus hama bagi tanaman. Misalnya di Afrika, terdapat jenis belalang yang bernama Lokusta. Belalang jenis Lokusta ini akan terbang bersama-sama dalam kelompok yang sangat besar dan merusak tanaman di ladang. Namun, tidak semua jenis belalang merugikan manusia. Karena, ada juga belalang yang dapat dimanfaatkan sebagai olahan bahan pangan karena kandungan yang ada dalam belalang itu sendiri yaitu belalang jenis valangan sp. atau yang dinamakan walang kayu. Belalang jenis ini dapat digunakan sebagai bahan pangan alternatif yang memiliki kandungan protein cukup tinggi. Bagi masyarakat seperti yang ada di Gunung Kidul dan warga Mundam Sakti, Kabupaten Sawahlunto Sijunjung, Sumatera Barat, belalang sebagai sumber pangan yang tidak ada habisnya. Belalang ini dapat digunakan sebagai camilan atau lauk-pauk atau bisa dimasak sebagai balado atau gulai belalang.
Kandungan protein pada belalang yang masih segar sekitar 20%. Akan tetapi pada belalang yang sudah kering, kandungan proteinnya mencapai 40%. Kulit belalang juga mengandung zat kitosan yang sama seperti udang. Selain kadar proteinnya yang tinggi, pada belalang juga terkandung beragam jenis mineral seperti kalsium, magnesium, potassium, sodium, fosfor, zat besi, zinc, mangan dan tembaga. Sedangkan kandungan vitamin yang ada pada belalang bervariasi yang terdiri dari vitamin A, B, B1, B2, B6, E dan C, asam folat bahkan berbagai jenis asam lemak. Yang mana, kandungan tersebut sangat diperlukan dalam proses pertumbuhan pada manusia.
Oleh : Wahyu Inayah
Referensi:
http://www.gallerydunia.com/2012/04/ada-apa-dengan-belalang.html
http://health.kompas.com/read/2012/11/06/06393161/jangan.sepelekan.kandungan.gizi.belalang
http://www.indosiar.com/ragam/ketika-musim-belalang-tiba_39252.html
Tidak ada komentar :
Posting Komentar